
Beberapa waktu lalu saat liat tetangga tidak tega
menyapih anaknya, rasanya geregetan aja, kenapa tidak tega khan gitu aja. Ternyata
saat mengalaminya sendiri baru aku rasakan bagaimana galaunya seorang ibu
menyapih anaknya.
Belum mulai menyapih sudah kebayang bagaimana nanti kalo
bengkak belum lagi kalo si Ahsan nangis-nangis minta nenen di tengah malam.
Karena kebiasaan Ahsan hanya nenen saat mau tidur dan malam hari saat dia
kebangun ditengah malam.
Alhamdulilah, kalo siang Ahsan sudah gak nenen lagi
karena aku kerja. Tapi saat aku libur, setiap kali mau tidur tetap minta nenen…
hehe
Dari beberapa artikel yang aku kumpulkan di blog ku ini,
baru satu yang aku cobain ke Ahsan yaitu ngebacain Quran Surat Al Baqarah 233
dan terjemahannya saat usianya genap 2 tahun. Perasaanku saat ini campur aduk,
mulai tidak tega untuk menolak permintaanya nenen lagi sampai dengan
kekhawatiran berhasil tidaknya menyapih Ahsan.
Berbeda dengan Arkan, anak pertamaku, dia menyapih dirinya
sendiri. Saat itu Arkan berusia 8 bulan, aku sudah hamil 2 bulan anak kedua.
Dia selalu menolak, ketika aku sodorkan nenen, yang ada dia bilang huek… gak
enak. Mulai saat itu Arkan gak mau nenen lagi, Alhamdulilah dia telah melalui
ASI ekslusif 6 bulan.
Dan yang Aku syukurin lagi, aku tidak merasakan payudara
bengkak. Padahal Arkan dengan tiba-tiba saja menolak ASIku. Saat berkonsultasi
dengan bidan, katanya rasa ASI saat kita sudah hamil berbeda, lebih asin. Aku
berfikiran ooh makanya si Arkan tidak mau lagi minum ASIku.
Nah, karena belum pernah merasakan menyapih anak,
makanya saat ini aku merasakan galau. Mulai hari ini aku bertekad untuk
benar-benar menyapih Ahsan. Kubulatkan tekadku, Insya Allah nanti malam aku mo
bacain dia surat Al Baqarah 233 dan benar-benar meminta kepada Allah untuk
memudahkan aku dan Ahsan.
“Para ibu hendaklah
menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin
menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada
para ibu dengan cara ma’ruf (baik). Seseorang tidak dibebani melainkan menurut
kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena
anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian.
Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya
dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu
disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan
pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah
bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Al-Baqarah : 233)
Aku berharap tidak mengalami bengkak payudara paska
penyapihan. Dan Ahsan tidak merasa ditinggalkan dalam artian bundanya tidak sayang
lagi sama dia. Selain itu aku berharap bisa menyapih Ahsan tanpa harus
memberikan pahitan atau menutup dengan perban putingku. Kupinta doa dari
pembaca sekalian agar menyapihku kali ini dimudahkan seperti saat Arkan
menyapih dirinya sendiri. Dengan keikhlasan anak, aku rasa ibu pun mudah melepasnya….
Aamiin… Ya Allah mudahkanlah……..
Komentar
Posting Komentar