Langsung ke konten utama

MENCOBA MENYAPIH


Menyapih…. Kata itu yang selalu terngiang-ngiang ditelingaku saat ini. Karena Ahsanku sudah berusia 2 tahun 18 hari. Sejak 1,5 tahun usianya selalu ku sounding untuk tidak nenen lagi nanti 2 tahun. Itulah alasanku kenapa ada beberapa tulisan atau artikel yang kusimpan dalam blog ku. Niatnya sebagai panduanku saat menyapih Ahsan nanti.
Beberapa waktu lalu saat liat tetangga tidak tega menyapih anaknya, rasanya geregetan aja, kenapa tidak tega khan gitu aja. Ternyata saat mengalaminya sendiri baru aku rasakan bagaimana galaunya seorang ibu menyapih anaknya.

Belum mulai menyapih sudah kebayang bagaimana nanti kalo bengkak belum lagi kalo si Ahsan nangis-nangis minta nenen di tengah malam. Karena kebiasaan Ahsan hanya nenen saat mau tidur dan malam hari saat dia kebangun ditengah malam.
Alhamdulilah, kalo siang Ahsan sudah gak nenen lagi karena aku kerja. Tapi saat aku libur, setiap kali mau tidur tetap minta nenen… hehe

Dari beberapa artikel yang aku kumpulkan di blog ku ini, baru satu yang aku cobain ke Ahsan yaitu ngebacain Quran Surat Al Baqarah 233 dan terjemahannya saat usianya genap 2 tahun. Perasaanku saat ini campur aduk, mulai tidak tega untuk menolak permintaanya nenen lagi sampai dengan kekhawatiran berhasil tidaknya menyapih Ahsan.

Berbeda dengan Arkan, anak pertamaku, dia menyapih dirinya sendiri. Saat itu Arkan berusia 8 bulan, aku sudah hamil 2 bulan anak kedua. Dia selalu menolak, ketika aku sodorkan nenen, yang ada dia bilang huek… gak enak. Mulai saat itu Arkan gak mau nenen lagi, Alhamdulilah dia telah melalui ASI ekslusif 6 bulan.

Dan yang Aku syukurin lagi, aku tidak merasakan payudara bengkak. Padahal Arkan dengan tiba-tiba saja menolak ASIku. Saat berkonsultasi dengan bidan, katanya rasa ASI saat kita sudah hamil berbeda, lebih asin. Aku berfikiran ooh makanya si Arkan tidak mau lagi minum ASIku.

Nah, karena belum pernah merasakan menyapih anak, makanya saat ini aku merasakan galau. Mulai hari ini aku bertekad untuk benar-benar menyapih Ahsan. Kubulatkan tekadku, Insya Allah nanti malam aku mo bacain dia surat Al Baqarah 233 dan benar-benar meminta kepada Allah untuk memudahkan aku dan Ahsan.

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf (baik). Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Al-Baqarah : 233)

Aku berharap tidak mengalami bengkak payudara paska penyapihan. Dan Ahsan tidak merasa ditinggalkan dalam artian bundanya tidak sayang lagi sama dia. Selain itu aku berharap bisa menyapih Ahsan tanpa harus memberikan pahitan atau menutup dengan perban putingku. Kupinta doa dari pembaca sekalian agar menyapihku kali ini dimudahkan seperti saat Arkan menyapih dirinya sendiri. Dengan keikhlasan anak, aku rasa ibu pun mudah melepasnya…. Aamiin… Ya Allah mudahkanlah……..



Komentar

Postingan populer dari blog ini

WELCOME EMERON, SELAMAT TINGGAL RAMBUT LEPEK

Sebagai seorang ibu rumah tangga sekaligus wanita bekerja banyak aktivitas yang saya lakukan. Dirumah mulai dari mengurus anak, memasak, mencuci baju, strika sampai dengan beres-beres rumah. Hal itu membuat saya mempunyai masalah dengan rambut. Apalagi pulang pergi kerja saya menggunakan motor alias bikers. Belum lagi jika stress kerjaan tidak selesai-selesai. Selama di rumah rambut saya biarkan tidak tertutup hijab, biar rambut dapat bernafas. Tapi hal itu menyebabkan rambut saya mudah kotor karena makanan anak-anak, uap masakan sampai dengan debu saat beres-beres rumah. Dan basah dengan keringat pastinya karena semua aktivitas tersebut. Sehingga bau dan lepek pasti menghinggapi rambut saya. Belum lagi saat pulang pergi kerja  rambut saya sudah tertutup hijab masih ditutup lagi dengan helm dan hal itu menambah list problem dengan rambut kian panjang. Entah itu ketombe, rontok, maupun rambut lepek. Dan saat sampai kantor dengan ruangan ber AC, rambut saya harus menye...

MAAF, JANGAN CURANG !!!ALLAH MAHA MENGETAHUI.....

MAAF, JANGAN CURANG! ALLAH MAHA MENGETAHUI... Seperti pedang bermata dua, bisnis yang dikelola tanpa melibatkan Allah bisa jadi jalan maksiat bagi pemilik dan karyawannya dan endingnya kebangkrutan dan kehancuran disana. Disisi lainnya, bisnismu adalah ladang ibadahmu, bahkan bisa jadi ladang syiarmu! Mengelola usaha dengan baik sesuai dengan ilmu berdagang yang jujur, selalu merasa diawasi Allah sehingga sangat hati-hati dalam melayani pelanggannya. Sebuah toko aksesoris mobil di Jogja yang saya temui memasang tulisan ini di depan tokonya.. MOHON MAAF: 1. Tidak melayani nota kosong 2. Tidak melayani markup/nota dinaikkan dari harga asli. 3. Tidak melayani nota fiktif 4. Nota yang tidak sesuai harga aslinya tidak akan ditandatangani dan tidak akan di cap. ALLAH MAHA MENGETAHUI Masih ada pukulan telak dibawahnya: “MAAF ALAT GESEK TIDAK BISA KARTU KREDIT” Dua kali “maaf” yang bikin nyesek! Para catuters dan para utangers akan melintir dari toko ini. Berapa banyak mereka...

Menyemai Semangat Anak Muda di Kampung Tua

GERBANG Kampung Tua Tanjung Piayu, Kota Batam, Kepulauan Riau. Foto: nana's story CUACA cerah membuat sinar mentari terasa menyengat saat kaki memasuki Kampung Tua Tanjung Piayu, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (30/09/2018) lalu. Padahal jarum jam baru menunjukkan pukul 10.00 WIB. Tapi rasanya seperti tengah hari. Angin laut yang semilir membuat permukiman di pesisir pantai itu terasa semakin gerah. Sehingga tak heran jika kampung tersebut terlihat sepi. Dengan cuaca yang gerah seperti itu, kebanyakan warganya memilih berdiam di dalam rumah ditemani kipas angin. Namun tidak bagi Nurma. Warga RT 02 RW 10 itu terlihat sibuk di ruang tamu rumahnya. Pagi itu, ia sedang merangkai bunga hias dari cangkang kerang laut yang telah dicat beraneka warna. Dengan cekatan, tangannya kemudian menyusun rangkaian bunga hias itu ke dalam vas bunga. Jadilah bunga hiasan meja yang cantik, warna-warni. Tak hanya Nurma, beberapa ibu rumah tangga lainnya Tanjung Piayu Laut juga tak kalah sibuk....