Langsung ke konten utama

Menyemai Semangat Anak Muda di Kampung Tua

GERBANG Kampung Tua Tanjung Piayu, Kota Batam, Kepulauan Riau. Foto: nana's story

CUACA cerah membuat sinar mentari terasa menyengat saat kaki memasuki Kampung Tua Tanjung Piayu, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (30/09/2018) lalu. Padahal jarum jam baru menunjukkan pukul 10.00 WIB. Tapi rasanya seperti tengah hari.

Angin laut yang semilir membuat permukiman di pesisir pantai itu terasa semakin gerah. Sehingga tak heran jika kampung tersebut terlihat sepi. Dengan cuaca yang gerah seperti itu, kebanyakan warganya memilih berdiam di dalam rumah ditemani kipas angin.

Namun tidak bagi Nurma. Warga RT 02 RW 10 itu terlihat sibuk di ruang tamu rumahnya. Pagi itu, ia sedang merangkai bunga hias dari cangkang kerang laut yang telah dicat beraneka warna. Dengan cekatan, tangannya kemudian menyusun rangkaian bunga hias itu ke dalam vas bunga. Jadilah bunga hiasan meja yang cantik, warna-warni.

Tak hanya Nurma, beberapa ibu rumah tangga lainnya Tanjung Piayu Laut juga tak kalah sibuk. Rentina, misalnya. Pagi itu Rentina berkutat dengan rutinitas kesehariannya: mengolah pisang kepok jadi keripik.

Ya, sejak setahun terkahir Rentina memang menjalankan usaha keripik pisang. Namun akhir-akhir ini ia makin sibuk karena produksi keripik pisangnya meningkat. Biasanya ia hanya menghabiskan sekitar 20 kilogram (Kg) pisang mentah. Namun belakangan ia bisa menggoreng hingga 30 Kg pisang.

Menurut Rentina, peningkatan produksi seiring dengan bertambahnya permintaan dari konsumen. Sebab Rentina juga memperluas area pemasarannya. Jika sebelumnya hanya dititipkan ke beberapa restoran seafood yang ada di Tanjung Piayu Laut, kini keripik pisang Rentina menembus pasar hingga Batamcentre dan Nagoya.

"Dibantu pemasarannya oleh Astra," kata Rentina.

Bantuan Astra yang dimaksud Rentina adalah pembinaan melalui program Kampung Berseri Astra (KBA). Lewat program ini, Tim KBA Piayu Laut mendampingi para pengusaha kecil seperti Rentina dan Nurma untuk mengembangkan usahanya.

Selain membantu pemasaran, Tim KBA juga memberikan pelatihan tentang bagaimana membuat kemasan produk agar lebih menarik konsumen.

Misalnya untuk produk keripik pisang Rentina. Tim KBA membantu mendesain kemasannya agar lebih menarik. Karena selama ini keripik pisang Rentina dijual dalam kemasan plastik polos.

Disamping tampilan yang lebih menarik, kemasan keripik pisang Rentina kini juga mengggunakan bahan plastik alumunium foil. Sehingga kualitas dan kebersihan keripik pisangnya terjaga. Dan tentunya keripik akan lebih tahan lama.

Lain Nurma dan Rentina, lain pula kesibukan Yuliah, Sarimah, dan Noni. Ketiga ibu muda di Piayu Laut ini sibuk membuat keripik tempe dan keripik royco.

Sebenarnya, ini merupakan usaha lama yang pernah mereka geluti sebelumnya. Namun usaha ini sempat terhenti karena mereka kesulitan memasarkan produknya.

Ketiganya kemudian mencoba bangkit lagi. Dengan dorongan semangat dari Tim KBA Tanjung Piayu, Yuliah, Sarimah, dan Noni menghidupkan kembali usaha mereka yang sudah lama mati.

"Seperti ada suntikan semangat baru," cerita Noni saat ditemui di rumah panggungnya, akhir pekan lalu.

Tak hanya para ibu rumah tangga, Tim KBA juga menyalurkan energi positif dan semangat baru bagi kaum muda di kampung tua itu. Jika para ibu rumah tangga menggeluti dunia usaha kecil dan menengah, pada anak muda di Tanjung Piayu Laut diarahkan untuk kegiatan yang bersinggungan dengan kesehatan, lingkungan, dan pendidikan. Ketiga bidang itu juga merupakan pilar yang dijalankan dalam program KBA selain kewirausahaan.

MEMBUAT mini garden di Kampung Berseri Asrta (KBA) Tanjung Piayu Laut, Kota Batam. Foto:http://picbear.xyz/kba.batam 


Di bidang lingkungan, anak-anak muda di Tanjung Piayu Laut diajak lebih peduli terhadap kesehatan lingkungan. Misalnya melalui kegiatan gotong-royong membersihkan lingkungan, membuat taman bunga, hingga penanaman bakau untuk menjaga pantai dari abrasi.

Di bidang kesehatan, kalangan muda Tanjung Piayu laut juga diarahkan agar peduli terhadap masalah gizi dan kualitas hidup masyarakat. Ini penting agar mereka mampu menjadi orangtua yang baik dan peduli terhadap kesehatan anak-anaknya kelak.

Lalu di bidang pendidikan, Tim KBA dari Astra Internasional Tbk memberikan sejumlah beasiswa kepada siswa kurang mampu. Melalui beasiswa ini diharapkan mereka akan tetap semangat menuntut ilmu setinggi mungkin. Harapanya, kelak mereka bisa mendapatkan keahlian dan pekerjaan yang jauh lebih layak sehingga mereka tak lagi menjadi nelayan, mengikuti 'jejak' orangtua mereka.

Namun tak menutup kemungkinan, para pemuda-pemudi di Tanjung Piayu Laut ini juga diarahkan untuk menjadi wirausaha. Sehingga mereka bisa mandiri secara ekonomi, dan mampu menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitarnya.


32 Kampung Tua di Batam
Selain Tanjung Piayu, di Batam ada 31 kampung tua lainnya. Lokasinya tersebar di sejumlah titik di Pulau Batam. Namun umumnya posisinya berada di pesisir Pulau Batam.

Sesuai dengan namanya, kampung tua diklaim sebagai kampungnya warga tempatan atau warga asli Melayu-Batam. Paling tidak, kampung ini sudah didiami oleh sekelompok masyarakat (yang bukan Melayu) sejak berpuluh-puluh tahun silam. Jauh sebelum Batam dikembangkan menjadi kota industri seperti saat ini.

Penetapan kampung tua ini merupakan inisiatif Pemko Batam yang kemudian disetujui oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam yang dulunya bernama Otorita Batam (OB). OB atau BP Batam merupakan institusi perpanjangan tangan pemerintah pusat yang diberi hak pengelolaan Pulau Batam di era Presiden Soeharto.

Perjalanan dan perjuangan penetapan status kampung tua memang cukup panjang. Bahkan sebelumnya Pemko Batam mengusulkan titik kampung tua yang cukup banyak. Namun akhirnya hanya disetujui 32 titik.

Di antara pertentangan yang muncul dalam penetapan kampung tua adalah pandangan sejumlah pihak, bahwa tak semua kampung tersebut dihuni warga asli Melayu. Melainkan banyak yang dihuni oleh pendatang. Sehingga status kampung tua dirasa kurang pas jika penduduknya kebanyakan merupakan perantau.

Namun akhirnya ditetapkan 32 titik kampung tua itu. Untuk mempertegas status kampung tua tersebut, Pemko Batam kini telah membangun gapura di setiap titik kampung tua di Batam.


Kampung Tua dan Kantong Kemiskinan
KBA Tanjung Piayu menggelar posyandu lansia di Tanjung Piayu Laut, Batam. 
Foto:http://picbear.xyz/kba.batam
Kampung tua memang identik dengan permukiman warga pesisir. Ciri khasnya adalah rumah-rumah panggug berbahan papan dan kayu bakau. Yang kadang terkesan kumuh.

Pemandangan ini kemudian diidentikkan dengan kemiskinan.

Namun anggapan itu sepertinya tidak berlebihan. Sebab secara umum mata pencaharian warga di kampung tua adalah nelayan. Selebihnya pekerja non formal dengan penghasilan yang tidak tetap. Meskipun ada juga warganya yang bekerja di institusi swasta maupun pemerintah. Tetapi jumlahnya tidak banyak.

Seperti di Kampung Tua Tanjung Piayu sendiri, hampir 100 persen warganya merupakan nelayan. Mereka nelayan tradisional yang tentunya memiliki pendapatan yang tidak terlalu besar. Apalagi kondisi pesisir Batam saat ini sudah banyak mengalami perubahan akibat kegiatan pembangunan. Sehingga hasil tangkapan nelayan tradisional ini juga tak menentu.

Sehingga, kehadiran Kampung Berseri Astra (KBA) di kampung tua ini dirasa sangat tepat. Sudah semestinya warga di kampung tua diberdayakan. Sehingga mereka mandiri secara ekonomi.

Selama ini, memang mereka sering menjadi sasaran bantuan sosial dari pemerintah. Maupun dari swasta. Namun bantuan semacam itu dinilai kurang efektif.

Ibaratnya, mereka harus diberi kail. Bukan ikan. Sebab dengan kail, mereka akan bisa mencari ikan sendiri untuk keperluan hari ini, esok, lusa dan seterusnya.

Sementara jika diberi ikan, maka akan habis dalam kurun waktu yang singkat. Sedangkan untuk menangkap ikan lagi, mereka tak sanggup karena tak memiliki sarana dan alat yang memadai.

Begitulah gambarannya. Melalui program KBA ini, lewat pilar kewirausahaannya Astra melakukan pendampingan warga di kampung tua Tanjung Piayu Laut dalam menjalankan bisnis dan usahanya. Sehingga mereka bisa berkembang dan mandiri secara ekonomi.

Begitu juga melalui tiga pilar lainnya, yakni pendidikan, kesehatan, dan lingkungan. Warga di kampung tua diajak untuk terus belajar meningkatkan kualitas hidup mereka untuk generasi yang lebih baik.

Inspirasi Membangun Ekonomi Batam
KONTRAS. Pemandangan di kampung Tua Tanjung Uma, Kota Batam, dengan latar belakang foto hotel berbintang.

Implementasi empat pilar dalam progaram KBA di Tanjung Piayu Laut ini bisa menjadi inspirasi dan role model bagi pemerintah daerah dalam membangun kemandirian ekonomi di masyarakat. Model seperti ini akan lebih efektif ketimbang memberikan bantuan kepada warga miskin dalam bentung uang tunai.

Sebenarnya, sudah ada beberapa bantuan kewirausahaan dari pemerintah untuk warga di Kampung Tua Tanjung Piayu Laut. Seperti, misalnya, bantuan mesin pendingin (freezer) dari Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui dinas terkait di Pemko Batam.

Beberapa warga di sana mendapat bantuan ini. Bantuan ini dimaksudkan agar warga membuat usaha es batu untuk menyuplai kebutuhan es bagi para nelayan. Namun karena tidak ada pendampingan yang melekat, program bantuan ini tidak berjalan dengan baik. Apalagi permintaan es batu juga tak signifikan menyusul kian sedikitnya jumlah tangkapan nelayan lokal.

Namun pola penerapan empat pilar dalam program KBA ini sangat berbeda. Yakni pola pengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang dibarengi dengan pendampingan dan motivasi. Ada kontrol dan evaluasi dari Tim KBA. Sejauh mana program itu berjalan dan berhasil.

Selain itu, ada pola kolaborasi yang melibatkan langsung masyarakat. Sehingga program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat ini menjadi program milik bersama. Bukan hanya program milik Astra saja.

Dengan pola ini akan terbentuk rasa tanggungjawab dari semua pihak. Baik dari pihak Astra maupun warga. Astra sudah tentu bertanggungjawab mewujudkan kemandirian dan kesehatan warga di Kampung Berseri Astra. Sementara pihak warga akan merasa semangat karena setiap hasil dari kerja mereka akan menjadi hak dan milik mereka sendiri.

Karena program KBA ini hanya diterapkan di satu titik saja, yakni di Kampung Tua Tanjung Piayu, maka ada baiknya pemerintah atau pihak swasta mengadopsi model pemberdayaan masyarakat ini. Lalu diterapkan 31 kampung tua lainnya di Batam. Atau di permukiman yang warganya memang membutuhkan program pengembangan seperti ini. ***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WELCOME EMERON, SELAMAT TINGGAL RAMBUT LEPEK

Sebagai seorang ibu rumah tangga sekaligus wanita bekerja banyak aktivitas yang saya lakukan. Dirumah mulai dari mengurus anak, memasak, mencuci baju, strika sampai dengan beres-beres rumah. Hal itu membuat saya mempunyai masalah dengan rambut. Apalagi pulang pergi kerja saya menggunakan motor alias bikers. Belum lagi jika stress kerjaan tidak selesai-selesai. Selama di rumah rambut saya biarkan tidak tertutup hijab, biar rambut dapat bernafas. Tapi hal itu menyebabkan rambut saya mudah kotor karena makanan anak-anak, uap masakan sampai dengan debu saat beres-beres rumah. Dan basah dengan keringat pastinya karena semua aktivitas tersebut. Sehingga bau dan lepek pasti menghinggapi rambut saya. Belum lagi saat pulang pergi kerja  rambut saya sudah tertutup hijab masih ditutup lagi dengan helm dan hal itu menambah list problem dengan rambut kian panjang. Entah itu ketombe, rontok, maupun rambut lepek. Dan saat sampai kantor dengan ruangan ber AC, rambut saya harus menye...

Mendaki Tebing Langit, Atau Mandi di Telaga Bidadari

SPOT foto sarang burung dan pintu langit di destinasi digital Tebing Langit, Sekupang, Batam. f Nova Andriani Aryani tiba-tiba mengurangi laju mobilnya saat melintas di Jalan Raya Ir Sutami, Sekupang, Batam, akhir pekan lalu. Ibu muda ini mengaku hendak menelpon seorang teman dari ponselnya. Setelah menepi, wanita yang akrab disapa Ani ini kemudian merogoh ponselnya dari dalam tas tangan yang ada di pangkuannya. Setelah beberapa kali mengusap layar ponselnya, ia kemudian menempelkan gawainya itu ke telinga kirinya. Tak lama berselang, ia terdengar berbincang dengan lawan bicaranya di ujung telepon. "Kak Lina, tempat foto-foto di sarang burung itu di mana ya? Kami mau kesana," kata Ani. Sepertinya, yang diajak bicara belum sepenuhnya paham dengan 'sarang burung' yang dimaksud Ani. Sehingga ia mencoba mengulanginya dengan lebih detil. "Itu lho, yang kakak upload di Instagram kemarin," kata Ani lagi. Setelah berkata demikian, gelak tawa Ani terd...

1,5 TAHUN LEPAS DIAPERS DENGAN TOILET TRAINING

Anak keduaku, Ahsan Alhamdulilah diusianya ke 1 tahun 8 bulan sudah tidak pakai diapers lagi. Meskipun dia tidak dapat menggantikan rekor abangnya yang sejak 1,5 tahun sudah lepas dari diapers. Sejak membaca artikel yang menyebutkan bahwa pemakaian diapers dapat menyebabkan anak mandul. Aku bertekad untuk tidak memakaian diapers pada anakku. Artikel itu kurang lebih seperti ini : https://menikharyani.wordpress.com/2010/01/20/diapers-alias-popok-bayi-bikin-anak-jadi-mandul-kata-siapa/ Penelitian yang dilakukan di Universitas Kiel Jerman menyimpulkan bahwa diapers berisiko menimbulkan infertilitas. Hasil penelitian dilaporkan dalam  “Achieves of Diseases in Childhood”  yang dipublikasikan oleh jurnal kesehatan Inggris,  British Medical Journal . Disebutkan bahwa diapers memiliki efek samping dalam perkembangan sistem reproduksi bayi laki-laki. Para ilmuwan di sana menemukan bahwa diapers yang berbahan dasar plastik dapat meningkatkan suhu skrotum (kantung testis) ...